HumasMedia
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Regional
    • Banten
    • Depok
    • Bekasi
    • Bogor
    • Tangerang Raya
    • Tangsel
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Nasional
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • biodata dan profil
  • Olahraga
  • drama korea
Friday, Oct 31, 2025
HumasMediaHumasMedia
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Regional
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
Search
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Regional
    • Banten
    • Depok
    • Bekasi
    • Bogor
    • Tangerang Raya
    • Tangsel
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
Follow US
HumasMedia > Ruang Kosong > Puisi > 3 Puisi Menyayat Hati Sang Pujangga: Ketika Kata-Kata Memeluk Luka
PuisiRuang Kosong

3 Puisi Menyayat Hati Sang Pujangga: Ketika Kata-Kata Memeluk Luka

HMedia
Last updated: January 8, 2025 12:00 am
HMedia
ByHMedia
Follow:
Share
SHARE

Puisi adalah jendela jiwa yang membingkai rasa. Mari kita selami tiga karya yang menggetarkan kalbu, mengisahkan kepedihan dan kerinduan yang begitu dalam.

Contents
1. “Senja yang Terluka”2. “Rindu yang Membisu”3. “Sajak Perpisahan”Epilog

1. “Senja yang Terluka”

Di antara jingga yang memudar
Kusimpan namamu dalam doa
Meski langit tak lagi sama
Dan waktu mengkhianati kita

Setiap detik menjelma duri
Menusuk-nusuk ingatan ini
Tentang tawa yang kau bawa pergi
Meninggalkan sunyi yang abadi

Senja ini, seperti kemarin
Masih setia menunggu hadirmu
Walau aku tahu, kau tak akan kembali
Ke pelukan waktu yang telah mati

2. “Rindu yang Membisu”

Aku menulis namamu
Di setiap helai napas yang tersisa
Membisikkan doaku dalam gelap
Berharap angin membawanya padamu

Tapi kau seperti horizon
Semakin kukejar, semakin menjauh
Meninggalkan jejak-jejak luka
Yang tak mampu kusembuhkan

Malam ini, seperti malam-malam lalu
Aku masih di sini
Memeluk sepi yang kau tinggalkan
Mencium aroma kenangan yang memudar

3. “Sajak Perpisahan”

Waktu mengajarkan aku
Tentang kehilangan yang tak terduga
Tentang hati yang harus belajar
Mencintai dalam diam

Kau pergi membawa separuh jiwaku
Menyisakan ruang kosong yang menganga
Di sudut hati yang dulu penuh tawa
Kini hanya ada gema kesepian

Bila suatu hari nanti
Kau temukan serpihan hatiku
Yang tertinggal di sudut memorimu
Simpanlah sebagai pengingat
Bahwa cinta tak selalu berakhir bahagia

Epilog

Ketiga puisi di atas menghadirkan dimensi berbeda dari kepedihan hati. “Senja yang Terluka” berbicara tentang penantian yang sia-sia, “Rindu yang Membisu” mengisahkan kerinduan yang tak tersampaikan, sementara “Sajak Perpisahan” menggambarkan keikhlasan dalam melepaskan.

Setiap bait ditulis dengan memadukan metafora alam dan perasaan manusiawi, menciptakan resonansi emosional yang dalam bagi pembacanya. Penggunaan diksi yang tepat dan aliterasi yang mengalir membuat puisi-puisi ini tidak hanya dibaca, tetapi juga dirasakan.

Melalui ketiga puisi ini, kita diajak untuk merenungi bahwa kesedihan dan kehilangan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup. Namun, justru dari luka-luka itulah, lahir karya-karya yang mampu menyentuh jiwa dan menggetarkan kalbu.

Seperti kata pepatah, “Penyair sejati menulis dengan tinta darah dan air mata.” Ketiga puisi ini adalah bukti bahwa kepedihan bisa diubah menjadi keindahan, dan luka bisa ditransformasi menjadi karya yang abadi.

TAGGED:Ketika Kata-Kata Memeluk LukaPuisi
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Recent Posts

  • Modal Rp 100 Juta untuk Koperasi Desa, Moch Maesyal Rasyid Ingatkan Transparansi
  • Guru Honorer Madrasah Swasta Tuntut Kebijakan PPPK di Monas
  • Makan Sepuasnya di Sushi Republic, Restoran AYCE Unik Pertama di Bandung
  • Belkote Sajikan Kolaborasi Teknik Tradisional dan Modern di IMX 2025 Semarang
  • 70 Tahun KAA, Fadli Zon Sebut Prangko Medium Diplomasi Budaya

Recent Comments

  1. Makan Sepuasnya di Sushi Republic, Restoran AYCE Unik Pertama di Bandung – HumasMedia on Teuku Riefky Harsya: Film Lokal Dominasi Bioskop di Momen Lebaran 2025
  2. Mulyati on Bengkel Umroh, Celengan Kabah dan Segudang Cara Menuju ke Mekah
  3. Ketua MPR Jadi Anggota Kehormatan PWI, Ahmad Muzani: Saya Bisa karena Ilmu Wartawan – HumasMedia on Summit Nasional Media, Dahlan Iskan Ungkap Doktrin Wartawan Sekarang Berubah
  4. Ketua MPR Jadi Anggota Kehormatan PWI, Ahmad Muzani: Saya Bisa karena Ilmu Wartawan – HumasMedia on Menteri Budaya Fadli Zon Beri Penghargaan pada Juara Lomba Puisi HPN 2025 Banjarmasin
  5. Ketua MPR Jadi Anggota Kehormatan PWI, Ahmad Muzani: Saya Bisa karena Ilmu Wartawan – HumasMedia on HPN 2025 Banjarmasin, Pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro Berbagi Pengalaman di Kampus ULM

You Might Also Like

Senja di Halte Bus

4 Min Read

Cinta Masa SMA, Cinta dalam diam

8 Min Read

Penganiayaan Anak AKBP Achiruddin Hasibuan dan Relasi antara Flexing dan Kekerasan

5 Min Read

Kumpulan Puisi Joko Pinurbo yang Paling Populer dan Terkenal

4 Min Read
HumasMedia

Social Networks

Facebook-f Twitter Instagram Tiktok

Media Grup

HumasMedia
HumasMedia

@2025 – Humas Media Com – Inspirasi Menembus Dunia – All Right Reserved.