Cerita Kedekatan Addin dan Ibunda Tercinta
Ayah Addin, Mahrizal Idris bercerita, tadinya adiknya yang mau menggantikan sang Ibu. Namun karena masih berusia 16 tahun, sang adik belum bisa mengajukan pelimpahan porsi. “Akhirnya Addin lah yang menggantikan istri mendampingi saya,” katanya.
Dia mengungkapkan, sosok Addin sangat dekat dengan ibunda. “Apabila sekolah selalu berangkat bersama ibunya. Ke mana-mana juga sama ibunya. Dia itu seperti penjaga ibunya. Jadi memang rezeki dia gantiin haji Ibu,” katanya.
Persiapan haji Addin sangat cukup, sekitar enam bulan. Baik persiapan dokumen, manasik dan fisik.
Addin yang kelahiran 2007 ini mengaku tiada wasiat khusus untuk dirinya. Namun ia teringat akan pesan mama. “Addin, kalau nanti Mama udah enakan, Addin jangan lupa doain mama ya,” Addin menirukan pesan sang Ibu.
Karena itu selama di Makkah, Addin tak lepas dari bayang-bayang Ibu. Dia selalu memanjatkan doa untuk ibu, sebagai rasa sayangnya kepada sang Ibu.
“Saya selalu panjatkan doa untuk mama di depan Kakbah. Sebagai bentuk rasa sayang kami. Walaupun mama sudah tiada, tapi rasa sayang saya dan anak-anaknya tidak berkurang sedikitpun untuk mama,” katanya masih berderai air mata.
Saat ini Addin mengaku belum punya cita-cita khusus. Namun ia berharap mendapatkan yang terbaik versi Allah untuk dirinya. “Saya belum tahu ke depan mau jadi apa. Tapi semoga Allah mengabulkan yang baik-baik untuk saya dan keluarga. Dan kami bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” ucapnya