Bengkulu, HUMAS MEDIA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) memperkuat strategi percepatan swasembada pangan nasional dengan menggandeng para penyuluh.
Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui Rapat Koordinasi Swasembada Pangan dan Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) yang digelar secara daring, Kamis (10/4/2025) bersama para penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara BBPMKP sebagai Penanggung Jawab Swasembada Pangan Provinsi Bengkulu dengan Balai Penerapan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Provinsi Bengkulu, sesuai amanat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 109 Tahun 2025. Rapat ini juga merujuk pada Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian dalam Percepatan Swasembada Pangan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa peran penyuluh merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program ketahanan dan swasembada pangan.
“Penyuluh adalah penggerak utama di lapangan. Mereka yang mendampingi petani, memastikan tanam terjadi, dan melaporkan capaian secara real-time. Dukungan dan penguatan peran mereka adalah prioritas kami,” ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya fungsi koordinatif dan kolaboratif yang dijalankan oleh penyuluh. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan swasembada pangan sangat bergantung pada kecepatan aksi di lapangan serta keakuratan data yang dilaporkan.
“Setiap penyuluh memiliki peran strategis bukan hanya dalam mendampingi petani, tetapi juga menjadi penghubung langsung antara kebijakan pusat dan implementasi teknis. Optimalisasi pelaporan melalui e-Pusluh maupun e-Monev adalah bentuk akuntabilitas kita semua,” tegasnya.
Rapat koordinasi menghadirkan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Purwanta, sebagai narasumber utama. Dalam arahannya, beliau menekankan pentingnya peran penyuluh dalam implementasi Inpres Nomor 3 Tahun 2025, khususnya terkait pelaporan melalui aplikasi e-Pusluh dan e-Monev untuk program Brigade Pangan.
Kepala BBPMKP, Sukim Supandi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa target optimasi lahan dan cetak sawah di Provinsi Bengkulu mencapai 7.013 hektar, sementara target pembentukan Brigade Pangan sebanyak 35 unit di 7 kabupaten. Selain itu, target LTT reguler di 10 kabupaten/kota mencapai 108.677 hektar dan padi gogo sebesar 3.556 hektar.
“Peran penyuluh menjadi sangat krusial dalam menstimulasi petani meningkatkan indeks pertanaman, menumbuhkan Brigade Pangan, serta menyampaikan pelaporan yang akurat dan tepat waktu. Apalagi pasca lebaran dan panen raya saat ini menjadi momentum strategis percepatan tanam,” ujar Sukim.
Ia menambahkan, hingga April 2025, target LTT di Bengkulu mencapai 8.077,21 hektar, terdiri dari 8.037,21 hektar tanam reguler dan 40 hektar padi gogo. Oleh karena itu, BBPMKP mengajak seluruh dinas, penyuluh, dan pemangku kepentingan daerah untuk terus bersinergi demi mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Rapat ini juga menjadi ajang untuk menyampaikan dinamika dan tantangan penyuluhan di lapangan, termasuk penguatan kompetensi SDM, pemanfaatan teknologi, dan integrasi pelaporan berbasis sistem.
Dengan semangat kolaborasi dan satu visi, Kementerian Pertanian bersama para penyuluh optimistis mampu mewujudkan Indonesia yang mandiri dan berdaulat pangan.