Periksa Aplikasi Ponsel
Ia menambahkan, komunitas ojek dengan jaket seragam warna hijau di Tangsel selalu menekankan pentingnya menyuarakan pendapat secara tertib dan tidak merusak fasilitas umum. Menurutnya, banyak pihak yang diduga hanya menggunakan atribut ojol untuk memicu keributan.
Ia mengakui awalnya komunitas ojol menggelar demo. Akan tetapi aksi itu berjalan damai.
“Sebenarnya aslinya kita tidak ada yang anarkis. Setelah kejadian kemarin banyak anarkis, itu komunitas kita tarik semua. Jadi kemungkinan besar banyak yang ikut-ikut itu hanya memakai atribut saja, padahal tidak punya aplikasi. Kalau kita ojol yang punya komunitas jelas tertata. Demo pun ada orasi, bukan merusak,” tegasnya.
Pada kesempatan ini, Jaja juga mengimbau pada petugas keamanan untuk lebih cermat dalam melakukan tindakan di lapangan terhadap rekan ojol. Pihak berwenang lebih cermat dalam mengidentifikasi peserta aksi. Salah satu caranya, kata dia, dengan memeriksa aplikasi di ponsel mereka.
“Kalau dia tidak punya aplikasi, itu bukan ojol. Itu hanya oknum yang numpang bikin keributan. Kita ingin ojol tidak punya musuh, apalagi dengan aparat penegak hukum,” tambahnya.
Ketua DPRD Kota Tangsel, Abdul Rasyid, mengapresiasi sikap komunitas ojol yang datang menyampaikan aspirasi dengan cara damai. Ia juga menilai langkah tersebut sejalan dengan semangat menjaga keamanan dan kondusivitas wilayah Tangsel.
“Pada hari ini kami dari DPRD memberikan apresiasi kepada masyarakat, khususnya rekan-rekan ojol yang hadir. Pantauan kita sampai ke tingkat RT menunjukkan adanya kesamaan pandangan untuk menjaga Kota Tangerang Selatan dengan tagline Jaga Tangsel Kota Kita Bersama,” ujar Abdul Rasyid.