Muharram di Era Ali Sadikin
Pada masa Gubernur DKI Ali Sadikin (1966–1977), budaya lokal Betawi mulai diberi ruang. Namun event Muharram belum diorganisir sebagai acara resmi pemerintah, melainkan lebih sebagai perayaan komunitas.
Di era Modern, kegiatan ini diangkat menjadi event besar. Memasuki era Gubernur Sutiyoso (1997–2007), DKI mulai merangkul budaya Betawi lebih masif.
Di sinilah format Gebyar Muharram dengan skala pawai akbar, santunan anak yatim massal, lomba marawis, hadrah, hingga tablig akbar mulai rutin diadakan di tingkat RW, kelurahan, hingga kecamatan.
Puncaknya, era Gubernur Fauzi Bowo (2007–2012) dan Gubernur Joko Widodo (2012–2014) menegaskan kegiatan Gebyar Muharram sebagai event tahunan resmi Pemprov DKI, terutama melalui Dinas Kebudayaan dan Dinas Sosial.
Biasanya dibarengi santunan ribuan anak yatim, karnaval obor, festival budaya Betawi, dan pengajian akbar di balai-balai warga.