HumasMedia
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Regional
    • Banten
    • Depok
    • Bekasi
    • Bogor
    • Tangerang Raya
    • Tangsel
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Nasional
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • biodata dan profil
  • Olahraga
  • drama korea
Friday, Oct 31, 2025
HumasMediaHumasMedia
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Regional
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
Search
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Regional
    • Banten
    • Depok
    • Bekasi
    • Bogor
    • Tangerang Raya
    • Tangsel
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
Follow US
HumasMedia > Nasional > Soal Rencana Pergantian PPDB Sistem Zonasi dengan Domisili, P2G Soroti Masalah Utama
Nasional

Soal Rencana Pergantian PPDB Sistem Zonasi dengan Domisili, P2G Soroti Masalah Utama

HMedia
Last updated: January 28, 2025 12:00 am
HMedia
ByHMedia
Follow:
Share
SHARE

INVERSI.ID – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana mengganti mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari sistem zonasi menjadi sistem berbasis domisili pada tahun ajaran 2025/2026. Menanggapi hal ini, Koordinator Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriawan Salim, menegaskan bahwa pemerintah perlu terlebih dahulu mengatasi akar masalah dari penerapan PPDB selama ini.

“Masalah utama PPDB berbasis zonasi selama tujuh tahun terakhir adalah ketimpangan distribusi sekolah negeri di berbagai wilayah,” jelasnya melalui pernyataan tertulis pada Senin, (27/1/2025).

Menurut Satriawan, perubahan mekanisme seleksi dari zonasi ke domisili tidak akan menyelesaikan masalah yang sudah menjadi langganan dalam PPDB setiap tahun jika persoalan dasarnya belum diatasi.

“Selama pemerintah pusat dan daerah tidak mengatasi inti masalah PPDB—baik sistem zonasi maupun domisili—yaitu ketidakseimbangan jumlah dan distribusi sekolah negeri, maka persoalan ini akan terus berulang,” tambahnya.

Rencana perubahan ini sebelumnya diungkapkan oleh Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kemendikdasmen, Biyanto. Ia menjelaskan bahwa pada sistem zonasi, lokasi tempat tinggal yang tercantum di dokumen seperti Kartu Keluarga menjadi acuan utama dalam seleksi.

Namun, dengan sistem domisili, seleksi akan didasarkan pada jarak langsung antara rumah dan sekolah, bukan lagi hanya mengacu pada dokumen administrasi.

P2G menyambut baik rencana sistem domisili ini karena dinilai dapat memperluas akses siswa ke sekolah negeri. Namun, Satriawan menegaskan bahwa ketidakseimbangan antara jumlah calon siswa dan kapasitas fasilitas pendidikan tetap menjadi masalah utama.

“Persoalan klasiknya adalah distribusi sekolah negeri yang tidak merata serta ketidakseimbangan antara jumlah siswa baru yang besar dengan kapasitas kelas atau sekolah negeri yang tersedia,” katanya.

Satriawan mengidentifikasi dua masalah utama yang muncul akibat distribusi sekolah negeri yang tidak merata. Pertama, di daerah pedalaman seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Yogyakarta, sering kali kekurangan siswa bahkan tidak ada pendaftar.

“Hal ini disebabkan jarak antara rumah dan sekolah yang terlalu jauh, akses yang sulit, transportasi terbatas, hingga infrastruktur jalan yang tidak memadai. Akibatnya, banyak orang tua memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta,” jelasnya.

Sebaliknya, di kota-kota besar seperti Surabaya, Sidoarjo, Bandung, Jakarta, dan Bogor, jumlah sekolah negeri yang tersedia tidak cukup untuk menampung lonjakan pendaftar.

“Kota-kota ini justru kewalahan karena keterbatasan jumlah sekolah negeri untuk menampung siswa baru,” tambahnya.

Sebagai solusi, P2G menyarankan agar pemerintah membangun lebih banyak sekolah negeri di wilayah yang memiliki jumlah siswa tinggi namun kapasitasnya terbatas.

“Pemerintah sebaiknya mulai mendirikan sekolah-sekolah negeri di area dengan persentase anak yang ingin masuk sekolah negeri tinggi, namun daya tampungnya tidak mencukupi,” pungkas Satriawan.***

TAGGED:domisiliP2GPPDBZonasi
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Recent Posts

  • Guru Honorer Madrasah Swasta Tuntut Kebijakan PPPK di Monas
  • Makan Sepuasnya di Sushi Republic, Restoran AYCE Unik Pertama di Bandung
  • Belkote Sajikan Kolaborasi Teknik Tradisional dan Modern di IMX 2025 Semarang
  • 70 Tahun KAA, Fadli Zon Sebut Prangko Medium Diplomasi Budaya
  • Hujan Warnai Halal Bihalal Ponpes Safinatul Qodiri Jombang Ciputat

Recent Comments

  1. Makan Sepuasnya di Sushi Republic, Restoran AYCE Unik Pertama di Bandung – HumasMedia on Teuku Riefky Harsya: Film Lokal Dominasi Bioskop di Momen Lebaran 2025
  2. Mulyati on Bengkel Umroh, Celengan Kabah dan Segudang Cara Menuju ke Mekah
  3. Ketua MPR Jadi Anggota Kehormatan PWI, Ahmad Muzani: Saya Bisa karena Ilmu Wartawan – HumasMedia on Summit Nasional Media, Dahlan Iskan Ungkap Doktrin Wartawan Sekarang Berubah
  4. Ketua MPR Jadi Anggota Kehormatan PWI, Ahmad Muzani: Saya Bisa karena Ilmu Wartawan – HumasMedia on Menteri Budaya Fadli Zon Beri Penghargaan pada Juara Lomba Puisi HPN 2025 Banjarmasin
  5. Ketua MPR Jadi Anggota Kehormatan PWI, Ahmad Muzani: Saya Bisa karena Ilmu Wartawan – HumasMedia on HPN 2025 Banjarmasin, Pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro Berbagi Pengalaman di Kampus ULM

You Might Also Like

Bos Persib Ajak Masyarakat Liburan ke Pangandaran Jelang Championship Series

2 Min Read

Ada Larangan Study Tour, Asita: Bisa Hilang Separuh Pendapatan

2 Min Read

Indra Septiarman Ungkap Perasaan saat Kubur Nia Kurnia Sari

2 Min Read

Kronologi OTT 3 Hakim di Surabaya: Dari Apartemen hingga Pengacara Cewek

3 Min Read
HumasMedia

Social Networks

Facebook-f Twitter Instagram Tiktok

Media Grup

HumasMedia
HumasMedia

@2025 – Humas Media Com – Inspirasi Menembus Dunia – All Right Reserved.